Di
dalam era yang sudah terbuka dan maju seperti sekarang semuanya membutuhkan
uang untuk bisa melakukan kegiatan sehari-harinya, mulai dari seorang ibu rumah
tangga hingga anak sekolahan. Kita sering mendengarkan pepatah ini “ uang
bukanlah segalanya ”, terkadang pepatah itu banyak mendapatkan pertentangan
dari beberapa golongan masyarakat dengan argument “ tanpa ada uang kita mana
bisa hidup” sebuah ungkapan yang benar-benar realita kalau kita lihat kehidupan
dari hari kehari.
Semua orang berlomba - lomba untuk
bisa mendapatkan uang agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari
melakukan pekerjaan yang halal hingga pekerjaan yang memasukkan dirinya ke
dalam penjara. Bahkan lebih tragis lagi kalau kita lihat sekarang di Jakarta,
masyarakat berbondong-bondong datang dari kampung ke Jakarta hanya untuk bisa
mendapatkan uang dengan cara yang tidak masuk akal seperti ‘meminta-minta di
jalanan ataupun mengemis’ sebuah pekerjaan yang bertolak belakang dengan kekayaan
alam yang dimiliki bangsa ini.
Uang yang diperoleh dari bermacam
cara hanya untuk bisa membutuhi kehidupan yaitu uang yang berbentuk kertas.
Kertas itu sesungguhnya bukanlah memiliki nilai intrinsik, namun kertas itu
mampu di tukar dengan barang yang ingin kita miliki. Uang yang dalam bentuk
kertas itulah yang dinamakan “ FIAT MONEY”.
Di
dalam uang kertas itu terdapat dua nilai, yaitu Nilai Nominal dan Nilai Tukar.
Nilai Nominal maksudnya adalah Nilai yang tertera di dalam kertas tersebut,
seperti Rp 5.000 atau Rp 10.000 dan Nilai Tukar yaitu daya tukar uang tersebut
terhadap barang yang mampu kita miliki, seperti uang yang bernilai Rp 10.000
mampu ditukar dengan sepiring Nasi Goreng. Dari contoh transaksi di atas
sesungguhnya nilai tukar yang kita gunakan selama ini hanya bergantung pada
“KEPERCAYAAN” bukan yang lain.
Kenaikan
harga barang pokok dan jasa yang di alami masyarakat itu tidak lepas dari
faktor adanya “FIAT MONEY”. Sebab, ‘Fiat Money’ sangat mudah mengalami
penurunan nilai, bahkan penurunan nilainya secara permanen dan akan
mengakibatkan Inflasi. Dengan terjadinya Inflasi maka harga kebutuhan pokok dan
jasa akan mengalami kenaikan dan masyarakat pun menjadi korban dari adanya
‘Fiat Money’. Bahkan ‘Fiat Money’ di era sekarang ini sangat erat hubungannya
dengar riba. Contohnya : seorang A meminjamkan uangnya kepada temennya untuk
memakan nasi goreng dengan harga Rp 10.000. 2 atau 4 bulan kemudian temennya
tadi mengembalikan uang atas pembayaran nasi goreng dengan harga Rp 10.000
padahal pada saat itu harga nasi goreng yang mereka makan bukan lagi Rp 10.000
melainkan dengan harga Rp 12.000. Dengan demikian telah terjadinya perubahan
nilai tukar uang dalam kurun waktu yang sangat singkat dan jika dilihat dari
contoh kasus tersebut maka wajar kalau kita lihat dimana-mana banyak terjadi
“Riba atau Bunga” seperti Bank-bank yang menawarkan jasa kepada Masyarakat.
Oleh
karena itu, Sistem Perekonomian yang sedang kita rasakan sekarang adalah salah
satu faktor penyebabnya adalah dilakukannya Fiat Money. Sebuah sistem yang akan
membuat “UMAT MISKIN” dan marilah kita dari sekarang melawan sistem ini. Ini
adalah sistem yang kejam !!!
No comments:
Post a Comment